Setiap desa memiliki hak untuk membantu memanen setiap bagian dari sawah. Padi dipanen dengan pisau jari atau ani-ani, Bulir padi dipotong satu persatu. Untuk pekerjaan mereka, pemanen menerima bagian-beras yang mereka panen, biasanya antara sepertujuh (pituan) dan sepersepuluh (nasen), tergantung kepada hubungan mereka dengan pemilik tanah. Sebuah upacara memanen didedikasikan untuk Dewi Sri yang ditempatkan di sawah selama waktu panen dan kemudian di lumbung. Dewi Sri adalah Dewi padi.