Setelah Raja Airlangga memperoleh wilayah yang menjadi haknya, kemudian ia berusaha memakmurkan rakyatnya. Sungai Brantas yang sering meluap dan selalu menimbulkan kerusakan-kerusakan pada tanah-tanah persawahan dibendung dengan mendirikan tanggul Waringin Sapta.
Untuk menjaga supaya tanggul tidak rusak, raja Airlangga menunjuk rakyat setempat untuk memeliharanya, dan sebagai imbalan daerah tersebut dibebaskan dari kewajibannya membayar pajak. Akibatnya rakyat makmur, pelayaran di Sungai Brantas bertambah ramai dan Pelabuhan Galuh menjadi pusat perdagangan antar pulau.
Diorama ini menggambarkan ketika Sungai Brantas sedang dibendung dekat Kelagen diawasu oleh Raja Airlangga.