Dhyani Buddha Amogasiddhi duduk di posisi wajraprayañkā, dengan kedua mata tertutup dalam meditasi. Di bagian tengah dahi terdapat urna (mata ketiga), cuping telinga memanjang dan pada bagian depan lehernya terdapat simbol tiga baris kebijaksanaan. Tangan Buddha ini ditunjukkan dalam posisi abhayamudrā (penolakan kejahatan) dan melambangkan keberanian. Telapak tangan kiri, yang sedang beristirahat di pangkuannya, menghadap ke atas, sedangkan pergelangan tangan kanan berbalik ke atas, dengan itu telapak menghadap ke depan. Dhyani Buddha Amogasiddhi awalnya terletak di sisi utara Candi Borobudur, di tingkat arupadhatu. Ini merupakan tingkat dimana manusia telah mencapai kesempurnaan spiritual dan telah melampaui semua hubungan duniawi.
Candi Borobudur ditemukan kembali pada abad ke-19, dan sejak itu telah dipulihkan beberapa kali. Pemulihan yang paling intensif dilakukan pada kurun waktu tahun 1973-1983. Borobudur, sebagai struktur Budha terbesar di dunia, telah mempertahankan eksistensinya sebagai tempat ibadah untuk para pengikut Buddha.