Patung ini, dari Candi Banon di Jawa Tengah, adalah salah satu mahakarya batu koleksi museum. Salah satu dewa utama dalam agama Hindu, Gaņeśa adalah putra dari dewa Śiwa dan dewi Parvati. Dikenal sebagai dewa pengetahuan dan pemusnah kendala, digambarkan dengan kepala gajah, tubuh anak laki-laki, perut buncit dan rambut berbentuk jaţāmukuţa (mahkota dari rambut). Ia memakai tali kasta (upawīta) dalam bentuk ular dan memiliki empat tangan. Salah satu tangan kanannya yang di depan memegang gading patah, tangan kanan keduanya memegang tasbih (akșamālā). Tangan kirinya memegang semangkuk madu (simbol pengetahuan) dan kapak (parasu). Belalainya masuk ke dalam mangkuk, memakan madu, sebagai sumber pengetahuan abadi. Gaņeśa juga dikenal sebagai Ganapati (pemimpin Ganas), Lambodara (si buncit), Gajanana (berkepala gajah) atau Ekadanta (bergading tunggal). Gading kanannya patah dalam perkelahian dengan raksasa Niwatakawaca yang menyerang surga. Sebagai dewa yang menghilangkan halangan dan memusnahkan bahaya, patung Gaņeśa seringkali diletakkan di persimpangan sungai, dekat mulut jurang, atau di pinggir hutan. Kendaraan Gaņeśa adalah musaka (tikus). Tikus adalah hewan perusak dan hama bagi panen yang perlu diredam, karenanya ia dijadikan kendaraan Gaņeśa.