Dalam karya ini, Wukir Suryadi bekerja sama dengan Ardi Gunawan untuk membuat instrumen musik dari karya seni yang dianggap usang oleh senimannya. Wukir berangkat dari gagasan yang sama dengan Ardi mengenai bagaimana proses produksi karya seni mencakup pengolahan material yang selalu meninggalkan sisa atau bahkan “sampah”. Apakah sampah-sampah ini masih menyimpan nilai, baik simbolis maupun material, yang dapat dimanfaatkan? Instrumen musik ciptaan ini dimainkan bersama dengan musisi dan komposer profesional dalam sebuah ensambel.