Bagi Wedhar, imaji-imaji yang diambilnya dari iklan di majalah adalah bentuk dari modernisasi yang kemudian ia timpa dengan citra-citra kekerasan, dengan visual yang kontras menggambarkan tentang penolakan, perlawanan terhadap bentuk modernisasi global -dengan cara kekerasan- yang sering terjadi pada orang atau golongan yang kurang terbuka terhadap perubahan dan perbedaan. Ia menampilkan citra-citra yang mengundang tautan dengan sarana dan suasana kekerasan arkais, ketika nalar tak hadir, seakan mereproduksi kisah-kisah kekerasan di masyarakatnya sendiri.