Jogan ini, terbuat dari emas dan perak, adalah pusaka kerajaan dari Kesultanan Riau Lingga, diperkirakan dari abad 18. Bentuknya mirip gunungan, yang melambangkan semesta dan muncul di pertunjukan wayang Jawa dan Melayu. Menurut kronik sejarah Melayu, jogan memainkan peran penting di upacara kerajaan dan ditempatkan di depan raja, dikelilingi para musisi. Kronik lainnya bercerita tentang penggunaan jogan pada upacara perkawinan dan penobatan raja. Tulisan Melayu, ditulis dalam huruf Arab dan diukir di permukaan jogan ini, bercerita tentang nenek moyang penguasa Johor, memuat harapan akan berkat Tuhan. Tulisan itu berbunyi sebagai berikut: "Dengan nama Allah Yang Maha Kuasa .... di sini berdiri Raja yang berasal dari Bukit Siguntang, keturunan Sri Sultan Iskandar Zulkarnain, sebenar-benarnya pemimpin dan adil, yang berdaulat atas tahta kerajaan, pemegang kebenaran dan semua yang suci di seluruh tanah Melayu, dan diberkati oleh Allah SWT, yang telah memberinya hak untuk memerintah kerajaannya, dalam kehormatan dan kemuliaan, saadati Alla'lahu wassalam. Kha'al Allahu malakahu wa Sultanahu wa ibadat a'la lahu wa syahnihi wijatinnabi syaidal mursalin wa ala lahu wah sabihi ajamain, amin, amin, Allah uma amin tamat"
Tertarik dengan Sport?
Dapatkan info terbaru dengan Culture Weekly yang dipersonalisasi
Anda sudah berlangganan.
Culture Weekly pertama Anda akan tersedia minggu ini.