Secara teknis, layar tancap dilakukan dengan memproyeksikan film ke layar besar yang dipancangkan ditengah lapangan. Layar tancap tersebut tidak hanya kemudian membentuk pengalaman masyarakat terhadap film, tapi juga mendaji semacam ajang bagi interaksi sosial. Namun, layar tancap tergerus dan menghilang semenjak kemunculan bioskop indoor dan monopoli distribusi film di Indonesia dan kehadiran televisi-televisi swasta. Gerobak bioskop sebagai proyek distribusi media independen terinspirasi oleh semangat layar tancap tersebut. Gerobak bioskop diharapkan bisa kembali menghadirkan semangat menonton film, menjadi ajang interaksi sosial yang bisa dikerjakan secara organik di banyak tempat.