Hingga sebelum kemerdekaan Indonesia, para peneliti asing tidak dapat mengawasi penelitian yang dilakukan di Sangiran. Mereka membutuhkan sosok-sosok pribumi yang menguasai lapangan, yang pada awalnya untuk menunjukkan lokasi-lokasi potensial temuan fosil. Adalah Andoyo (Perning), Atmowidjojo, dan Toto Marsono (Sangiran) yang bekerja keras membantu mereka, mengangkat tulang-tulang langsung dari lapisan tanah, yang mana kelak menjadi sumber pengetahuan mengenai manusia purba dan lingkungannya.