Agus Suwage menunjukkan pengalaman hariannya dalam perasaan terkepung oleh suara azan dari masjidmasjid di sekeliling rumahnya. Lantunan para muazin yang dimaksudkan untuk menjadi ajakan indah bagi umat muslim untuk salat ternyata menjadi menyentak dan memekakkan telinga, menggelegar dari tiga sampai lima pengeras suara yang ada di masjid sekitar dalam waktu bersamaan. Karya ini juga mempersoalkan institusionalisasi agama dalam kehidupan seharihari masyarakat dan politik di Indonesia.