Oleh Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa dan Sastra
tribute to Dr Pindi Setiawan, Dr Tim Maloney and Pak Ham
Ketuk untuk menjelajahi
Jauh di dalam batuan kapur purba di Kalimantan Timur, Indonesia, terdapat Gua Liang Tebo. Ini bukan gua biasa; ini adalah tempat yang telah mengungkap rahasia mendalam tentang nenek moyang kita, yang mendorong mundur garis waktu kecanggihan medis hingga puluhan ribu tahun.
Tim Maloney and Andika, exposing the skeleton of human burial at Tebo cave (2020) oleh India Ella Dilkes-HallOrganisasi Riset Arkeologi, Bahasa dan Sastra
Pada tahun 2020, tim arkeolog Indonesia dan Australia dengan cermat menggali di wilayah terpencil ini—daerah yang sudah terkenal dengan beberapa seni cadas tertua di dunia. Saat mereka dengan hati-hati menyingkirkan lapisan tanah, beberapa hari sebelum penutupan perbatasan akibat pandemi menghentikan pekerjaan mereka, mereka menemukan sesuatu yang luar biasa: sisa-sisa kerangka seorang dewasa muda.
The excavation process in Tebo cave (2020) oleh India Ella Dilkes-HallOrganisasi Riset Arkeologi, Bahasa dan Sastra
Kerangkanya sebagian besar masih utuh, tetapi ada anomali yang mengejutkan. Bagian bawah kaki kiri dan telapak kaki kiri hilang. Ini bukan patah tulang biasa atau kehilangan akibat pembusukan. Dr. Melandri Vlok, seorang bioarkeolog dari Universitas Sydney yang diundang untuk mempelajari tulang-tulang tersebut, mencatat tanda-tanda yang jelas: potongan pada tibia dan fibula yang tersisa bersih, dan tulang menunjukkan bukti yang jelas tentang penyembuhan dan pertumbuhan kembali. Tidak ada tanda-tanda patah tulang hancur yang biasanya terjadi pada kecelakaan atau serangan hewan, juga tidak ada bukti infeksi yang kemungkinan besar berakibat fatal.
Tim Maloney and Andika, exposing the skeleton of human burial at Tebo cave (2020) oleh India Ella Dilkes-HallOrganisasi Riset Arkeologi, Bahasa dan Sastra
Teknik penanggalan menunjukkan bahwa kerangka tersebut berusia sekitar 31.000 tahun. Yang mengejutkan, bukti menunjukkan bahwa individu ini, yang kemungkinan masih anak-anak saat operasi, tidak hanya selamat dari amputasi bedah pada tungkai kiri bawahnya, tetapi juga hidup selama enam hingga sembilan tahun, dan akhirnya meninggal di awal usia dua puluhan.
Dr Tim Maloney while excavating the human remainsat Tebo Cave (2020) oleh India Ella Dilkes-HallOrganisasi Riset Arkeologi, Bahasa dan Sastra
Penemuan ini, yang dipublikasikan dalam jurnal Nature yang bergengsi, merupakan sesuatu yang revolusioner. Sebelum penemuan ini, bukti tertua yang diketahui tentang amputasi bedah yang rumit adalah kerangka berusia 7.000 tahun dari seorang petani Neolitikum di Prancis. Kerangka Liang Tebo melambungkan pemahaman kita tentang kemampuan medis prasejarah hingga 24.000 tahun yang mengejutkan.
Dr. India Ella Dilkes-Hall mendokumentasikan dan menyelesaikan sampel untuk penanggalan sisa-sisa manusia dari Gua Tebo.
Bayangkan situasi 31.000 tahun yang lalu. Seorang anggota muda dari komunitas pemburu-pengumpul makanan menghadapi cedera atau penyakit yang mengancam jiwa yang memengaruhi tungkai bawahnya. Seseorang dalam komunitas itu memiliki pengetahuan dan keterampilan canggih untuk melakukan amputasi. Mereka memerlukan pemahaman terperinci tentang anatomi anggota tubuh, cara mengelola kehilangan darah, dan cara mencegah infeksi—semuanya tanpa antibiotik atau peralatan bedah modern seperti yang kita ketahui. Dokter bedah Liang Tebo kemungkinan besar menggunakan peralatan batu yang diasah.
Kelangsungan hidup selama bertahun-tahun setelah menjalani prosedur tersebut juga menunjukkan banyak hal tentang masyarakat. Individu ini memerlukan perawatan pascaoperasi yang intensif, pembersihan dan pembalutan luka secara teratur, mungkin menggunakan sumber daya botani lokal dengan khasiat obat yang dikenal oleh masyarakat. Mereka dirawat, didukung, dan tetap menjadi bagian integral dari kelompok mereka meskipun mobilitas mereka berubah di medan pegunungan yang menantang.
Ketuk untuk menjelajahi
Temuan di Liang Tebo menawarkan pandangan yang luar biasa tentang kecerdikan dan akal manusia modern awal di Asia Tenggara. Hal ini menambah bukti yang semakin banyak yang menunjukkan bahwa kelompok pemburu purba ini memiliki cara hidup budaya yang canggih dan pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia mereka daripada yang dibayangkan sebelumnya, sebagaimana juga dibuktikan oleh seni cadas yang sangat tua yang ditemukan di wilayah yang sama.
Ketuk untuk menjelajahi
Penemuan di Liang Tebo bukan sekadar temuan arkeologis; ini adalah pengingat kuat akan sejarah bersama inovasi dan perawatan manusia. Penemuan ini menantang asumsi lama tentang perkembangan pengobatan dan menyoroti kemampuan luar biasa para leluhur kita yang hidup di Bumi puluhan ribu tahun lalu di hutan hujan Kalimantan yang rimbun. Kisah orang yang diamputasi di Liang Tebo adalah bukti ketahanan manusia, pengetahuan, dan kekuatan komunitas yang tak lekang oleh waktu.
Kunjungi Sulawesi untuk mempelajari seni gua naratif berusia 51.200 tahun
Tertarik dengan Natural history?
Dapatkan info terbaru dengan Culture Weekly yang dipersonalisasi
Anda sudah berlangganan.
Culture Weekly pertama Anda akan tersedia minggu ini.